Polisi telah menangkap pembunuh gadis itu di Serbia dan verbo ini

Misteri pembunuhan Dessi Sri Diantari, 22, Varga Padukuhan Gadingan RT 07 RW 08 kelur Waits, Kapanevo Waits, Kulonprogo akhirnya dipecahkan. Wanita muda ini ditemukan tewas dengan luka di tangki Cermo-Cermo Couldon-progo dua minggu lalu.
Kasubbag Humas Polres Kulonprogo Itlu I Nengah Jeffry, mengenai identitas pelaku dikenal sebagai Nurma Andika Fauly,21, warga, kulonia Progo. Motif pembunuhan kedua gadis itu diduga bahwa mereka ingin mengambil barang-barang berharga milik korban.
Diketahui bahwa penjahat membunuh kedua korban dengan cara yang sama. Ini adalah bagaimana bergizi minuman bersoda dicampur dengan obat sakit kepala. Akibatnya, korban diracuni dan meninggal.
"Setelah korban dibunuh dan kemudian barang-barang berharga milik korban diambil oleh pelaku," katanya, dikutip oleh Radar jogja, minggu (4/4).
Pada saat ini, polisi berhasil memperoleh bukti sepeda motor milik korban kendaraan, yang tersembunyi di daerah menunggu oleh penjahat. Sementara untuk barang-barang berharga milik korban DSD, motor khusus dijual ke wilayah Magelang, Jawa Pusat.
Berita populer sekarang

Berikut waktunya bagaimana Perawat clung dan membuatnya bersujud.
Jeffrey menambahkan bahwa awal pemecahan pembunuhan dari dua gadis dimulai dengan fakta bahwa salah satu teman Nona mengidentifikasi hubungan antara korban dan pelaku. Dimana MS korban dan pelaku sebelumnya telah saling kontak melalui pesan WhatsApp.
"Dengan bukti percakapan maka tim kami kemudian akan menyelam ke lapangan untuk membuat penangkapan pelaku," dia menambahkan.
Menurut hasil penangkapan, penjahat mengaku telah melakukan pembunuhan di DSD dan TS. Keduanya tewas dengan cara yang sama, yaitu dengan diberi makan campuran minuman soda dan obat sakit kepala. Selama serangan, penjahat kemudian memukuli korban sampai mati dengan kepalanya.
Jeffrey mengatakan bahwa penjahat yang sebelumnya ditangani polisi karena kasus pencurian burung. Sejauh ini, polisi masih menyelidiki apakah ada korban lainnya. Saat ini, para aktor menghadapi hukuman mati.