Dia menderita kerugian besar lagi, Kiai, penggagas penciptaan kota memori dan Salavat, ditutup

arga Nahdliin kesal lagi. Terutama warga Nahdaltul-NU-Madura. Pada Sabtu (14/5) pagi, pukul 05.25 waktu setempat, Rais Suriya Pknu Bangkalan RKH. Fakhrilla Abdullah Shal meninggal. Almarhum adalah seorang pendidik di Pondok Pesantren Xiaihon Muhammad Kholil, Demangan Barat, Bangkalan.
Kiai Fakhrillah juga merupakan generasi keempat atau keturunan almarhum Sheikhona Kholila. Seorang ilmuwan besar yang menjadi guru banyak Kiai dan tokoh-tokoh besar Nusantara. Salah satunya adalah Hadratussyah H. Hassiim Assiari, pendiri organisasi NU.
Laura Ismail al-holili, Selah, cicit Sheikhona Holil, menulis tentang sosok Kiai Fakhri di akun Instagram-nya. "Innalillahi wa inna ilaihi Rajiun, selamat tinggal Kiai dzikir dan Sholavat," tulisnya.
Di mata Laura, Ismail Kiai Fakhri memiliki kelebihan yang besar. Bangkalan, yang sekali lagi penuh sesak dengan orc atau dangdutans, berkat sentuhan tangan dingin, Kiai Fakhri dapat berubah menjadi kota memori dan salavat. Slogan itu tertulis di papan besar di pintu masuk Kabupaten Bangkalan.
Kiai Fakhri adalah orang yang pertama kali mengusulkan slogan untuk Bangkalan. "Saya sendiri menyaksikan bahwa nama yang diusulkan bukanlah penemuan. Kiai Fakhri ini langsung dibenamkan di masyarakat dan di daerah terpencil untuk menuntut salavat di seluruh Bangkalan, " katanya.
Berita populer sekarang

Asal Usul Napoleon Bonaparte: sang jenderal tampan, tidak pernah menjadi bintang utama dari sinetron
Laura Ismail menyaksikan totalitas dan perjuangan Kiai Fakhri untuk penyebaran memori dan salavat di Bangkalan. Dalam satu malam, almarhum mungkin memiliki jadwal membaca delapan hingga sembilan item. "Ini belum termasuk jadwalnya (Kiai Fakhri, Red) siang hari, seperti mengajar dan sebagainya," jelasnya
Dia juga menyatakan harapan bahwa semangat dan perjuangan Kiai Fakhri, mendesak orang untuk mencintai Salavat, akan tetap abadi dan akan menjadi amal jariya. "Berbagai kelompok Salavat di Bangkalan juga terbentuk terutama karena terinspirasi dari Kiai Fakhri. Biarkan perjuangannya tetap abadi, " tambahnya
Pada 17 Februari 2022, puncak peringatan 99 tahun kelahiran NU (Kharlakh), yang diselenggarakan oleh PBNU, juga diadakan di Xiaihon Holil Pohnpes di bawah kepemimpinan Kiai Fakhri. Sejumlah ilmuwan, beberapa menteri, gubernur dan tokoh budaya hadir saat itu.
Di akun media sosialnya, Gubernur Jawa Timur Hofifa Indar Paravansa juga turut berduka cita atas meninggalnya Kiai Fakhri. "Semoga almarhum Husnul Hatima menerima segala karya ibadah dan kebaikan, mengampuni segala pelanggaran, dosa dan hilafnia, menghancurkan kuburnya dan masuk surga, dan keluarga yang tetap diberi kesabaran dan ketekunan selalu berada di bawah perlindungan Allah SWT. Amiin.”
Sebelumnya, pada bulan Syawal tahun 1443 M, beberapa ulama dan Kiai NU dari Jawa Timur juga meninggal dunia. Diantaranya H. Maruf Zainuddin, perawat Ponpes AR-traktat Lirboyo, Kediri, meninggal pada 5 Mei pukul 22.45 waktu setempat. Kemudian, pada 8 Mei, Katib Syuriya PVNU Jawa Timur x juga meninggal dunia. syafruddin syarif.
Sehari kemudian, atau pada tanggal 9 Mei, adik Nyaya Lily Khadijah Wahid H. H. Abdurrahman Wahid (Gas Dur) Meninggal.