Muslim Khalifatul Memegang Konvoi Yang Diduga Terlibat Dalam Terorisme

Unit khusus (Detasemen) 88 untuk memerangi terorisme Polri masih menyelidiki peristiwa dengan konvoi yang diangkut prasasti tentang Kebangkitan Khilafah di Brebesi, Jawa Tengah, dan Kawang, Jakarta Timur. Densus masih mencari bukti nyata bahwa gerakan ini terkait dengan kelompok teroris.
"Skuad 88 akan menyelidiki. Tindakan seperti itu telah menjadi kegiatan kami untuk pemantauan terus-menerus," Kabagbanops, skuad Anti-terorisme 88, Polri Combes Aswin Siregar, mengatakan saat dihubungi, Sabtu (4/6).
Asuin menolak untuk mengungkapkan kemajuan penyelidikan lebih dalam. Dia hanya menegaskan bahwa pemimpin kekhalifahan Muslim, Abdul Qadir Hassan Baraja, memiliki rekam jejak yang dekat dengan kelompok teroris seperti Negara Islam Indonesia (NII) dan Dewan Mujahidin Indonesia (MMI).
Abdul dihukum karena terorisme. Namun, Densus tetap mengedepankan prinsip praduga tak bersalah. Jika terbukti bahwa dia terhubung dengan kelompok teroris, persidangan akan berlanjut.
"Saya tidak bisa menjawab pertanyaan apakah mungkin atau tidak (Abdul ditangkap lagi). Yang jelas adalah bahwa kami sangat menghargai hak asasi manusia untuk memiliki bukti untuk menyatakan bahwa mereka yang menjadi anggota kekhalifahan Muslim adalah individu dan kelompok, memiliki bukti yang cukup untuk melakukan hukuman atas terorisme," kata Aswin. Sebelumnya, kelompok "Muslim Khalifatul" baru-baru ini menjadi viral setelah konvoi sepeda motor dengan atribut Khilafah digelar di wilayah Jakarta Timur, Minggu (29/5). Menanggapi hal ini, Kepala Departemen bantuan operasi (Kabagbanops) Unit khusus (Densus) 88 untuk memerangi terorisme, Paul Combes Paul. Asuin Siregar, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kelompok Khalifatul Muslim.
Berita populer sekarang

Wajah tanpa make-up membuat kejutan, kata istri Ben Kasyafani…
"Bagi masyarakat atau siapa saja yang bergabung dengan kelompok itu, bahwa kelompok itu memiliki sejarah panjang terkait dengan berbagai teroris dan radikal," kata Aswin saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (1/6).
Dia menjelaskan bahwa secara historis kelompok Muslim "khalifah" memiliki hubungan dan arah dengan peristiwa teroris di Indonesia. Karena pemimpin kekhalifahan Muslim, Abdul Kodir Baraja, ditangkap karena insiden teroris sebelumnya. Suatu ketika ia bergabung dengan kelompok Indonesia "Negara Islam" (SRI).