BNN ditahan pegawai pemerintah dalam kasus farmasi Sabu-Sabu Singaraja Bali

Badan Penegakan Narkoba Nasional (BNN) Kota Buleleng menahan seorang pegawai pemerintah (PNS) dan kepala rombongan Banjar-Tegal Buleleng. Setelah petugas memeriksa daftar pengguna narkoba dari kasus farmasi yang ditemukan BNN Bali di Singaraja.
Kepala BNN Bali, Brigien Paul de Sugianyar Dua Putra, mengatakan keduanya saat ini masih menjalani pemeriksaan di BNN Buleleng.
"Jika tidak ada partisipasi sebagai dealer atau dealer/jaringan, arah akan dikembalikan," kata Sugianyar, seperti dilansir Antara, Sabtu (4/6).
BNN menangkap pejabat pemerintah dan kepala perlindungan lingkungan setelah memeriksa daftar pengguna sejumlah perangkat (smartphone) yang disita dari penjahat dari apotek metamfetamin, yang dikenal sebagai inisial Tom. Menurut Sugianyar, lebih dari 100 pengguna terdaftar di perangkat Tom.
Dia mendesak mereka untuk secara sukarela datang ke kantor BNN terdekat untuk melaporkan hal ini dan menjalani rehabilitasi. Dia terus mempromosikan pendekatan rehabilitatif kepada pengguna.
Berita populer sekarang

Youtuber Benny dan Dzhoniar ingin mengembalikan nama baik
Namun berkenaan dengan bandar, pengedar atau mereka yang terlibat dalam jaringan peredaran narkoba, Kepala BNN Bali menegaskan, BNN akan mengambil tindakan tegas melalui jalur kriminal.
BNN pada Selasa (31/5) mengungkap kasus apotek sabu di Singaraja, Buleleng, yang dikelola oleh keluarga 11 orang. Apotek metamfetamin dikendalikan oleh Tom sebagai kepala keluarga.
Sugianyar menjelaskan bahwa apotek adalah istilah dari jaringan pengedar narkoba, yang mengacu pada metode penjualan obat langsung dari penjual. Tempat pemerkosa Tom tinggal, jadi itu adalah tempat di mana Anda dapat membeli dan membeli obat-obatan.
"Dia menggunakan sistem farmasi. Mereka menjual langsung ke pembeli, dan pembeli menggunakan metamfetamin di lokasi itu. Sarana untuk menggunakan (narkoba) telah disiapkan di rumah penjahat," Kata Sugianyar.