Harga Cabai Naik, Hofifa Janji Turunkan Harga Menjelang Idul Adha

Harga cabai di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Timur mengalami kenaikan. Mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan sejumlah upaya konkrit untuk menstabilkan harga cabai di pasaran.
Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi dan koordinasi dengan asosiasi petani cabai Indonesia (APCI) di wilayah Kediri, Gubernur Jawa Timur Hofifa Indar Paravansa mengatakan ada dua alasan kenaikan harga cabai rawit. Pertama, ada sejumlah besar curah hujan yang menyebabkan penyakit tanaman. Ini mempengaruhi penurunan produksi, dan jadwal penanaman cabai berkurang.
"Alasan kedua adalah serangan organisme perusak tanaman (OPT) di Chili. Yakni hama lalat buah menempati lahan seluas 32,4 hektar, thrips 15,55 hektar, kutu kebul 2,21 hektar, penyakit virus kuning menyerang 34,03 hektar, antraknosa 12,31 hektar, bercak daun 8,4 hektar dan layu fusarium 2,5 hektar," kata Hofifa.
Hofifa mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, Pemprov Jatim menggunakan alat pengendalian hayati. "Sekarang tunas baru sudah mulai tumbuh di beberapa tempat, sehingga diharapkan ini akan membantu ketersediaan cabai rawit menjelang Idul Adha," Kata hofifa.
Berbagai strategi digunakan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan produksi cabai di daerah dataran rendah. Gubernur hofifa meminta segera menanam Cabai Rawit, menggunakan varietas pematangan awal dengan masa panen 70-80 hari, yaitu varietas Bhaskoro dan Devatam.
Berita populer sekarang

Tidak hanya asal Papua, ternyata, itu adalah darah keturunan Zsa Zsa Utari
"Diharapkan ini akan mendukung ketersediaan Chili pada bulan Juli, terutama pada malam Idul Adha," Kata Hofifa.
Hofifa tetap optimistis upaya penurunan harga cabai rawit dan tingginya harga cabai di Jawa Timur Dapat Dilakukan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Suliste, menambahkan pengembangan produksi cabai rawit pada Januari-Maret yakni luas tanam mencapai 14.562 hektar, hasil panen mencapai 164.806 ton, dan konsumsi sebesar 218.273 ton per kapita per tahun.
"Dengan demikian, produksi cabai rawit masih surplus 146.533 ton. Ini berlanjut pada bulan April sebesar 63 persen, dan perkiraan untuk Mei menunjukkan bahwa Luas tanam cabai rawit adalah 6.274 hektar dengan target produksi 104.007 ton. Dengan demikian, diperkirakan surplus akan mencapai 91.825 ton, " kata Hadi.