Dekopin sedang mencari seribu koperasi di Jawa Timur yang dibantu oleh bank-bank daerah

Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) mencari bantuan dari bank-bank daerah. Di Jawa Timur, ada sekitar 1.000 koperasi yang terdaftar di koperasi pekerja Republik Indonesia (KPRI).
Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sri Untari Besovarno mengimbau masyarakat koperasi untuk terus mengupayakan pemulihan di tengah situasi pandemi yang belum sepenuhnya rampung.
"Kehadiran saya diundang sebagai Ketua Dekopin untuk memberikan motivasi dan semangat kepada rekan-rekan dengan GKP se-Jawa Timur" ada lebih dari 1.000 anggota KPRI se-Jawa Timur yang tergabung dalam PKPRI dan GKPRI, " kata Untari saat menghadiri Pertemuan Tahunan Persatuan koperasi pekerja Republik Indonesia (RAT GKP-RI) se-Jawa Timur di hotel Grand Mercure Mirama Surabaya, Sabtu (11/6).
Dia berjanji untuk mendorong bank-bank daerah untuk mendistribusikan dana untuk membantu koperasi meningkat. Kerjasama akan fokus pada menarik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Misalnya, dukungan Bank Jatim kpri, permodalan, sama seperti di sana. Nah, Bank Jatim lebih fokus pada UKM untuk membantu bisnis nyata. Tapi cara mereka mengambil pinjaman, itu memungkinkan mereka untuk hidup, karena pada kenyataannya, kesejahteraan seharusnya ada di dalamnya, jadi yang utama," jelas Untari.
Berita populer sekarang

Youtuber Benny dan Dzhoniar ingin mengembalikan nama baik
Untari juga berharap ada proses kebangkitan di KPRI yang disiapkan oleh anak muda. "Di Dekopin, saya menyiapkan 5 juta milenial untuk bekerja sama dengan film yang bekerja sama dengan Kinarya," kata Untari.
"Di Bali, tempat pemutaran film berjudul Mentari Kembar dimulai. Ada sebuah film di Jawa Timur yang berjudul"diplomasi Teko". Film ini bercerita tentang bagaimana kopi ditanam di lereng Gunung Bromo. Kami menanam kopi di Jawa Timur, " kata Untari.
Film ini, lanjutnya, diambil dan diproduksi oleh anak muda yang bekerja sama dengan UMKM di Jawa Timur.
"Kemarin ada audisi sekitar 600 orang yang berpartisipasi, dan itu akan terus berlanjut, anak-anak OSIS, Mahasiswa Nahdlatul Ulama, Mahasiswa Muhammadiyah, anak-anak TMP, kemudian duta Pancasila. Saya mengusulkan untuk mempersiapkan diri untuk mengelola koperasi di segmen yang berbeda. Saya telah mengajar sebagian besar dari mereka sejak saat itu, " kata Untari.
Untari juga menghimbau koperasi untuk mandiri. Menurutnya, negara bisa membantu. Namun kemandirian pelaku bisnis masih perlu dikembangkan.
"Negara harus membantu, terutama dalam hal perizinan dan meningkatkan modal. Tetapi kemandiriannya dalam berjuang untuk membentuk organisasi ini adalah bagian yang sangat penting untuk memastikan bahwa kita dapat berdiri sendiri," kata Untari.