Sepuluh Paket Narkoba Tidak Dikirim Ke Lapas Madiun

Upaya menyelundupkan narkoba ke Lapas IIA Madiun digagalkam di Kemenkumham, Kanwil Jawa Timur. Petugas polisi menyita sepuluh paket berbagai jenis obat.
"Salah satunya adalah jenis obat sabu seberat 666,08 gram," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Timur, Rabu (15/6).
Selain sabu, barang bukti berupa ganja 60 g, inex 100 g, double l 20 g, timbangan listrik, klip plastik, pita perekat coklat dan gunting disita dari kedua tersangka. Zaroji menjelaskan, eksekusi atas percobaan penyelundupan narkoba berlangsung di halaman penjara yang dikepalai Ardian Nova Kristiavan pada Senin (13/6). Sekitar pukul 13.05 WIB, sebuah mobil bernopol W 1897 AB melaju ke gerbang Lapas Pemuda Madiun.
"Mobil berhenti di pos pengamatan dan inspeksi penjara," kata Zaroji.
Melihat gelagat yang mencurigakan, petugas pos bertanya tentang kebutuhan dua orang di dalam mobil. MF dan AP menanggapi dengan bingung.
Berita populer sekarang

Cari tahu siapa Eko Kuntadhi sebenarnya, jejak dan latar belakang
Petugas langsung menghubungi Kepala Lapas Pengaman Madiun dan mengirim pemuda Irawan ke TKP. Ketika ditanya, MF dan AP mengatakan mereka telah mengirimkan paket. Tetapi masih belum jelas kepada siapa itu akan ditangani.
"Keduanya membawa paket mencurigakan di bawah kursi penumpang," kata Zaroji.
Para petugas membawa mereka berdua di bawah penjagaan. Petugas Lapas mengkoordinasikan tindakan mereka dengan Polres Kota Madiun. Beberapa saat kemudian, seorang perwakilan polisi kota Kasatreskoba Madiun, AKP Aris Harianto, dipenjara. Bersama-sama, staf penjara memeriksa paket mencurigakan itu.
"Setelah pencarian dan pemeriksaan, barang-barang yang diduga penggunaan narkoba ditemukan di dalam paket," Kata Zareji.
Tim penjara dan polisi melakukan pemeriksaan barang yang diangkut oleh MF dan AP. Dari hasil penyidikan dan pemeriksaan diperoleh fakta bahwa barang terlebih dahulu harus diserahkan kepada salah satu terdakwa kasus narkoba berinisial G. Lapas dan penyidik kepolisian melakukan penyidikan.
"Namun, kami belum dapat mengungkapkan hasilnya karena para penyelidik sedang mencari motif dan jaringan yang terlibat," kata Zaeroji.
Zareji menekankan bahwa dia tidak mentolerir semua jenis penyalahgunaan dan perdagangan narkoba. Dia bersedia bekerja sama dengan polisi untuk menciptakan satker bebas narkoba.
"Adapun langkah selanjutnya yang kami serahkan ke polisi, kami siap bekerja sama dengan penyidik untuk menyelesaikan kasus ini," kata Zareji.