Puan dijuluki Ning Maharani dari Gavagi Jawa Timur

Ketua DPR Puan Maharani mendapat julukan Nin Maharani dari Gavaga. Mereka mewakili Perkumpulan Gus-GUS atau kiai-kiai Nahdlatul Ulama Muda Di Jawa Timur.
"Karena satu keluarga dari gus-Gus juga berkumpul, sebut saja nin (sebutan untuk perempuan/Anak perempuan, khas Surabaya) Maharani," kata Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban H. H. Maksum Fakih, seperti dilansir dari Antara di Surabaya, Kamis (16/6).
Gus Maksum, sapaan akrabnya, mengatakan Puan dan Gavagis mengadakan pertemuan di Surabaya pada Rabu (15/6) malam.
Acara ini dihadiri oleh para pendidik Ponpes Darul Hikam Ponorogo, H. Nabil Hasbullah, H. Moh Hasib Wahab (Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang), H. Moh Hisham (Probolinggo), H. Nabil Hasbulla (Pondok Pesantren Darul Hikam Joresan Mlarak Ponorogo) dan beberapa kiai muda lainnya.
Gus infallible membandingkan Puan Maharani dengan rumah yang dibangun oleh Bang Karno dan kiai NU.
Berita populer sekarang

Cari tahu siapa Eko Kuntadhi sebenarnya, jejak dan latar belakang
"Ini seperti pulang ke rumah. Pulang ke rumah harus nyaman untuk seluruh keluarga. Itu sebabnya kami memanggil Ning, " kata Gus Infallible.
Gus Maksum berharap contoh Bung Karno sebagai tokoh nasional yang dekat dengan ilmuwan akan terus diikuti. "Mahasiswa dan nasionalis harus bersatu, mereka perlu dilindungi. Insya Allah tidak ada yang menggoyahkan cita-cita Bang Karno," Kata Gus Maksum.
Sementara itu, menurut Puan, pertemuan ini merupakan tradisi keluarga yang diturunkan dari orang tua. Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang juga kakek dari Said Puan, mempertahankan hubungan dekat dengan keluarga NU selama hidupnya.
Termasuk dengan ibunya Megawati Sukarnoputri, yang memiliki hubungan baik dengan para ilmuwan. "Ini adalah forum yang bagus untuk memperkuat persahabatan kakek-nenek kita. Dan sekarang kita adalah generasi ketiga yang melanjutkan ini, " kata Puan.
"Bang Karno dan kiai selalu berjalan bergandengan tangan. Ibu Mega dan Gus Dur seperti saudara-saudari, selalu ada rendengan dimana-mana. Mengapa kita tidak seperti itu sekarang?"kata Puan.