Ribuan warga NU larut dalam doa Mujahad Kubro di Tegalrejo yang tertunduk

Desa Tegalrekho, Kecamatan Jetis, tertunduk, sepanjang hari kemarin (19/6) tidak seperti biasanya. Ribuan orang datang dari berbagai daerah. Mereka adalah warga Nahdlatul Ulam (NU), yang mengikuti Mujahad Kubro yang diselenggarakan oleh PVNU di Jawa Timur.
Mereka tiba di pagi hari. Baik kendaraan pribadi maupun bus charter. Saat malam tiba, lautan orang menjadi semakin ramai. Pergerakan di lapangan sekitar kompleks makam Ki Ageng Mohammad Besari. Jalanan Berwarna Putih. Desa tua itu penuh sesak.
Kegiatan keagamaan juga merupakan kekuatan pendorong ekonomi pasca pandemi. Membantu Kas Daerah. Terutama usaha kecil dan menengah. Bahkan, banyak pengemudi ojek bekerja dadakan. Mereka mengangkut peserta dari tempat parkir kendaraan ke tempat acara.
Tidak semua pengunjung bisa mendekati panggung besar. Mereka juga harus siap untuk mengikuti jalan Mujahidin Kubro dari kejauhan. Tepat pukul 22.00 Waktu Setempat, Doa Dari Kiai Jawa Timur dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian Lagu Yalal Wathan berlanjut.
Saat itu hujan. Namun, ini tidak mengganggu para peziarah. Ada banyak payung yang ada. Juga plastik sebagai penutup. Umat paroki berdoa terlambat dan sungguh-sungguh dengan kiai. Acara ini merupakan rangkaian acara yang didedikasikan untuk perayaan seratus tahun NU, yang akan berujung pada 27 Rajab 1444 H, yaitu pada Februari 2023.
Berita populer sekarang

Kenalan dengan aktris pendek Jepang Saori Hara, dikenal di Java
Banyak Kiai Jatim yang hadir. Diantaranya adalah Rais Suriya PWNU Jatim H. H. Anwar Mansour, Ketua PWNU Jatim H. H. Marzuki Mustamar, H. H. Abdul Adzim Holili (Perawat Ponpes Alfala Al Holili Bangkalan), H. H. Lukman Dimiati (Perawat Ponpes Tremas Pachitan), H. H. Fahmi Amrullah Hajik (Ponpes Tebuireng), H. H. Abdul Matin ( Bejagung, Tuban), Guru Besar H. H. Ali Mashan Moesa dan sejumlah kiai lainnya.
"Kiai berdoa agar warga Nahdliin akan tetap bersatu dan berkomitmen untuk pelestarian Kerajaan, kemanusiaan dan Indonesia," Kata H. H. Marzuki Mustamar kepada wartawan setelah acara tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua Pwnu Jawa Timur, H. H. Abdussalam Shohib, menjelaskan bahwa Mujahad Kubro ini antara lain bertujuan untuk membuat penduduk Nakhdliin, negara dan dunia bangkit kembali setelah dua tahun memerangi pandemi.
"Kami berharap bahwa negara bangsa akan meningkatkan ekonomi dan dalam hal lain. Selain upaya kelahiran, upaya internal juga sama pentingnya. Nah, saat ini kami juga berdoa agar negara dan dunia bisa bangkit kembali setelah dua tahun pandemi," kata pengasuh Pohnpes Tambakberas, Jombang.
Gus Salam, teman dekat H. Abdussalam Shohib, bukan tanpa alasan yang jelas, mengumumkan keberadaan Mujahid Kubro di Tegalrejo. Artinya, ada hubungan historis yang kuat antara NU dan Ki Ageng Muhammad Besari. Di sisi Nasab, Mbah Besar juga masih dikaitkan dengan pendiri Nu Hadratusseyh Hashim Ashari.
Selain itu, lanjutnya, dari sudut pandang ilmiah, Tegalsari adalah salah satu pendahulu pesantren pertama. Terutama di Jawa Timur. Mbah Besari juga dikenal karena perjuangannya melawan penjajah Belanda. "Nah, kami juga mempertimbangkan nuansa perjuangan dalam konteks masa kini," kata Gus Salam, yang juga Ketua Panitia HUT I NU satu abad.
Sementara itu, Ketua Pknu Ponorogo H. Fatchul Aziz mengucapkan terima kasih kepada Mujahad kubro tergelar atas acara tersebut. Berkat kegiatan ini, pihaknya berharap dapat menerima berkah. Terutama dari sudut pandang perkembangan dakwah Islam ahlusunna valjam (Ashwaja). Kegiatan ini menjadi sarana menarik personel Silaturrahim pasca pandemi mulai menurun.
"Pada saat yang sama, mengisi energi tempur Mbah Ageng Besari (H. H. Mohammad Besari, red) dan Mbah Hassan (H. H. Moss. Hassan Besari, red), "katanya'