BA.4.dan BA.5 Di Bali, Otoritas Kesehatan Menyebut Peningkatan Kejadian Covid-19 Tidak Stabil

Otoritas Kesehatan Provinsi Bali mengatakan bahwa perkembangan kasus Covid-19 di daerah tersebut selama empat hari terakhir tidak stabil.
"Kami percaya itu bukan lonjakan karena ada pertumbuhan, tetapi jika lonjakan berarti pertumbuhan berkelanjutan sementara itu berfluktuasi," kata Kepala Otoritas Kesehatan Provinsi Bali dan Nyoman, Gede Anom, seperti dilansir Antara di Denpasar.
Sejak minggu (19/6), angka positif kasus Covid-19 di Provinsi Bali terus meningkat. Mulai dari 27 kasus harian, keesokan harinya Senin (20/6) 37 kasus, Selasa (21/6) hampir dua kali lipat menjadi 65, dan Rabu (22/6) 56 kasus.
Angka positif telah menempatkan Pulau Dewata di antara lima wilayah Indonesia di mana terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19. Namun, Anom menegaskan bahwa orang tidak panik.
"Saya yakin kasus di Bali akan terulang lagi, karena masyarakat dikenal dengan kedisiplinan dan kepatuhannya terhadap aturan sanitasi. Sekarang mayoritas masyarakat masih memakai masker di luar ruangan, meski presiden suruh masker bisa dibuka di luar ruangan, " ujar Gede Anom dan Nyoman.
Berita populer sekarang

Aditya zona ngaku suka Sandrina Michelle, Zoe: Tidak, Sandrina belum Usia
Baru-baru ini, sektor ekonomi pariwisata Bali sudah mulai tumbuh, sehingga semakin banyak wisatawan dan wisatawan asing yang memenuhi sudut-sudut kabupaten/kota. Pada Mei, kasus pertama varian covid-19 dari Omicron ba.4.dan BA.5. terdeteksi.
"Pertumbuhan angka positif saat ini menjadi perhatian khusus. Ada pertumbuhan, tetapi tidak stabil, lalu naik, lalu turun, mulai dari empat hari yang lalu. Jadi tesnya banyak karena ke luar negeri, Bule pulang ke rumah, ada WNI yang mau kerja ke luar negeri dan akhirnya ternyata positif, " kata Anom.
Sehubungan dengan temuan kasus baru-baru ini di mana warga negara asing (WNA) mendominasi, ia mengatakan bahwa ini tidak perlu ditakuti. "Sejak awal, rata-rata positif adalah orang asing, terutama mereka yang sudah lama tinggal di Bali, jadi jangan khawatir, karena rata-rata mereka juga asimtomatik," kata Yi Nyoman Gede Anom.
Selain tidak adanya gejala, lanjutnya, sejauh ini Kemenkes masih belum memberikan informasi terkait deteksi berulang Omicron BA.4.dan BA.5.di Bali. Sampel biasanya dikirim ke pusat penelitian Kementerian Kesehatan.
Selain empat hari terakhir, pada Kamis (23/6) indikator positif di Bali, menurut Satgas Covid-19, terus tumbuh. Terdaftar hingga Kamis malam, tercatat 56 kasus dengan jumlah temuan terbanyak di Kota Denpasar, Setelah sebelumnya Kabupaten Badung menempati urutan pertama.
"Yang lebih penting sekarang adalah bagaimana mencegah dan mengurangi jumlah penyakit dan kematian akibat Covid-19, yaitu mencegah rawat inap dan kematian, dengan menyediakan vaksin booster untuk seluruh warga Bali," kata Anom.