Dalam kasus kelalaian, senjata api harus dilampirkan ke petugas polisi

Kematian Putra Ulama Haze Hasim harus digunakan sebagai dorongan untuk mengevaluasi perbandingan senjata oleh aparat. Senjata api harus dilampirkan pada personel militer selama dinas dalam keadaan apa pun. Divpropam Polri, tentu saja, menjatuhkan sanksi berat pada anggota berinisial M, dari senjata siapa putra Bui Arrazi terbunuh.
Kabagpenum Divhumas Polri Combespol Gatot Repli Handoko membenarkan bahwa aparat kepolisian yang mendampingi Buya Arrazi dipanggil kembali ke Polri. "Anggota kelompok sedang diuji," katanya. Sanksi akan tetap berlaku bahkan jika peserta mengklaim bahwa ia menyimpan senjata di tempat yang aman.
Sumber Jawa Pos Radar Tuban melaporkan bahwa pada hari itu, petugas polisi yang ditugaskan untuk menemani Buya Arrazi sedang berdoa di komunitas Duhur di Musala Bahrun Najah. "Sebelum berangkat ke Musali, polisi memasukkan senjatanya ke dalam tas dan kemudian meletakkannya di ruang tamu rumah," kata sumber itu, yang keberatan dengan namanya dikonfirmasi. Dia tidak menentukan tempat yang tepat di mana tas dengan senjata itu ditempatkan.
Doa belum berakhir, ketika tiba-tiba suara tembakan dari senjata api datang dari halaman. Jamaah shalat segera bubar dan langsung menuju teras Musala. Termasuk Buya Arrazi, Yang Menjadi imam Shalat. Pernyataan itu juga mengatakan bahwa insiden itu terjadi di beranda. Tidak di dalam, seperti yang dilaporkan sebelumnya. "Dari teras Musali, semua orang melihat HS (korban) berlumuran darah. Tembakan itu mungkin mengenai area dada atau leher bagian atas, " tambah sumber itu. Menurut versi lain, peluru mengenai dagu.
Saat itu, korban akan dilarikan ke rumah sakit Dr. R. Kesma Tuban. Korban, yang belum berhasil mengungsi, menghembuskan napas terakhirnya. Diketahui juga bahwa korban sedang bermain dengan pistol dengan saudaranya HF. Membenarkan kronologi tersebut, pihak Kasatreskrim Polres Tuban AKP M. Gananta menolak untuk merinci. Namun, dia memastikan bahwa jenis pistolnya adalah Glock.
Berita populer sekarang

Kenalan dengan aktris pendek Jepang Saori Hara, dikenal di Java
Keluarga X. Arrazi Hasiima menyatakan bahwa dia telah meninggal. Pernyataan tulus dari keluarga pendeta karismatik dikutip melalui Kasatreskrim M. Gananta. "Keluarga Buya Arrazi, termasuk istrinya, telah menyetujui kepergian putra keduanya," katanya kepada Javi Poseidon Tuban.
Kemarin, Jawa Posey Tuban mencoba mengajukan konfirmasi langsung kepada Bui Arrazi dan keluarganya. Namun, belum lagi pertemuan, hanya berjalan ke rumah ayah mertuanya di dekat kediaman Buya Arrazi, reporter surat kabar ini langsung ditemui oleh lima mahasiswa yang mengenakan sarung tangan dan berkopi di depan musala Bahrun Najah. Musala berlari ke ibu rumah tangga Buyi Arrazi.
"Kami telah menerima arahan agar media tidak membuat pernyataan terlebih dahulu. Kami minta pemahamannya (masih sedih, merah), " kata salah satu siswa dengan sopan.
Mengenai SOP tersebut, pengamat Polri Bambang Rukminto menjelaskan bahwa senjata api harus selalu melekat pada anggota dalam kondisi apapun. Termasuk dalam kondisi ibadah. "Ini jelas kemungkinan pelanggaran," katanya. Senjata api harus dilampirkan ke petugas polisi untuk mencegah senjata api jatuh di bawah kendali orang lain.