Keluarga tidak yakin bahwa Kopda Muslim bunuh diri

Usai diotopsi di RS Bhayangkar Semarang, jenazah Kopda Muslimin dibawa kembali ke rumah duka di Desa Trompo, Kecamatan Kendall, Kabupaten Kendall. Jenazah tiba sekitar pukul 17.18 WIB. Setelah itu, ia langsung berdoa dan dimakamkan di TPU desa Trompo.
Tidak ada pemakaman militer di sini. Selain itu, keluarga Kopda Muslimin, yakni orang tuanya, tidak ikut mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Hanya beberapa anggota Denpomu dan penduduk lokal yang menghadiri pemakaman. Setelah jenazah dibawa ke mobil jenazah, Mustaqeem (ayah Muslim) dan istrinya langsung menuju rumahnya. Ia juga tidak memberikan komentar panjang lebar kepada wartawan. "Aku lelah," katanya.
Radar Semarang melaporkan, usai pemakaman usai, beberapa anggota TNI dan warga Trompo menggelar tahlilan di kediaman Mustakim. Wakil Bupati Kendal Windu Suko Basuki juga mengunjungi rumah duka. Windu bertemu Mustaky di sana. Windu mengatakan kepada wartawan bahwa keluarganya tidak yakin bahwa Muslim melakukan bunuh diri.
“Memang dia (Muslim) datang ke rumah orang tuanya pada 05:30 WIB. Dia meminta maaf, merasa salah dan bersalah. Setelah itu kadang istirahat, kadang muntah, kadang tidak ada," jelasnya menirukan kisah keluarga muslim.
Berita populer sekarang

Perceraian Aldi Braga dan Rivin dua Ariyanti disebut karma, Ikke Nurzhana mengatakan Ginny
Romdon, tetangga Muslim, mengatakan Muslim dikenal sebagai orang baik. Bahkan, sebagai seorang anak, ia rajin membaca Al-Qur'an. Sebelum menjadi anggota TNI, umat Islam berhubungan erat dengan teman-teman di kampung. Romdon mengatakan dia terkejut mengetahui kematian pria Muslim itu karena dia sudah lama tidak kembali ke Kendal. Ia juga tidak menyangka umat Islam menjadi dalang pembunuhan istrinya di Banyumanika, Semarang.
Sementara itu, Rohim, tetangga Mustakim yang lain, mengaku Novi memintanya untuk mengurus jenazah adiknya. Dia segera bergegas ke rumah Mustaqim dan menemukan Muslim tewas. Saat hendak masuk ke dalam rumah, Rohim mendengar suara isak tangis dari rumah Mustakim.
“Mustaqi mengatakan bahwa setelah umat Islam meminta maaf, dia (Mustaquim) membuka toko. Setelah itu, saya pulang ke rumah dan melihat kondisi umat Islam terbaring tak sadarkan diri dengan busa di mulutnya," katanya.