Pengacara menyatakan bahwa Brigadir Joshua memiliki pankreas yang hilang

Tim kuasa hukum keluarga mendiang Brigjen Nofriansyah Yoshua Hutabarat terus membeberkan hasil otopsi ulang yang dilakukan di RS Sungai Bahar, Jambi. Kali ini mereka menginterogasi pankreas Joshua yang rusak.
“Yang jelas organ pankreas itu mahal, karena berfungsi memproduksi insulin. Biayanya bisa miliaran rupiah,” kata Kamaruddin Seemanjuntak, pengacara keluarga Joshua.
Ada kemungkinan pankreas Joshua dijual? Kamaruddin tidak menjawab. "Saya tidak berani bilang begitu. Yang jelas organ itu mahal," katanya.
Sebelumnya, Kamaruddin juga mempertanyakan jaringan otak Joshua, yang bergerak dari kepala hingga dada tubuh. Hal itu juga terungkap usai dibukanya kembali RS Sungai Bahar.
Kamaruddin kembali merilis hasil otopsi kedua yang menunjukkan puluhan luka di tubuh Joshua. Luka-luka itu tidak disebabkan oleh tembakan. Sebelumnya, Kamaruddin menyebut empat luka tembak. Yakni, pada bagian belakang kepala, rahang bawah kanan, dada kiri dan pergelangan tangan kiri.
Berita populer sekarang

Foto Putri Candravati berbeda dengan foto istri Ferdi Sambo di Mako Brimob.
Selain empat luka tembak, tim hukum menemukan setidaknya sembilan luka non-tembak. "Saya katakan luka itu bukan dari senjata api," jelasnya. Diantaranya, robekan di bawah mata kanan, luka terbuka di bahu kanan, rusuk biru di kanan dan kiri, luka terbuka di jari kelingking dan jari manis, dan patah di tangan kiri.
Kemudian kaki kanan ditekuk, lutut kaki kiri mengeluarkan darah, ada robekan urat di kaki kanan bagian dalam, dan lubang di kaki kiri. "Luka terakhir ini, lubang apa? Lubang peluru atau apa? Masih belum diketahui," katanya.
Dia bertanya siapa yang melakukan semua luka. Dalam kronologi yang disebutkan Karopenmas Polri, Bharada E. sempat terlibat baku tembak dengan Brigjen Joshua. "Siapa yang cedera bahu kanan, siapa yang patah lengan kiri," ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (31/7).
Ketentuan ini membuat para pengacara semakin yakin bahwa pelecehan itu terjadi sebelum Joshua tewas akibat tembakan. “Bahkan jika Anda ditembak setelah ditembak di belakang kepala, mengapa Anda ditembak lagi? Dia pasti sudah mati,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membenarkan bahwa Bareskrim telah mencabut kasus Brigjen Joshua yang ditangani Polda Metro Jaya. Bharada E. melaporkan bahwa kasus tersebut berkaitan dengan pelecehan seksual. “Agar kasusnya berjalan dengan efisien dan efektif,” Dedi menjelaskan alasan penarikan kasus tersebut.