Memindahkan penduduk bukanlah solusi utama dalam memerangi bencana alam

Sekolah Pascasarjana Manajemen Bencana Alam Universitas Airlang Surabaya akan lebih aktif bersama masyarakat. Warga akan diajak berdiskusi tentang sosialisasi dan kesadaran bencana.
Arif Khargono, Koordinator Program Magister Penanggulangan Bencana Unair menjelaskan, penanggulangan bencana perlu lebih berbasis masyarakat. Apalagi jika penduduk adalah yang pertama menderita akibat bencana alam.
“Program Magister Manajemen Bencana (MMB) ini merupakan studi interdisipliner. Ada lulusan kedokteran, FCM, nutrisi, teknik elektro, kimia. Semua orang ada di sini. Kami berharap tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Karena itu, karena ini multisektor dengan pemerintah, kita bisa langsung turun dan menyapa warga secara langsung," kata Arief, Senin (1/8).
Salah satu bentuk kerjasama tersebut dilakukan dengan menggelar Forum Airlangga bertajuk “Sinergi Pemulihan Bencana dengan Penguatan Rencana Mitigasi Kontinjensi”. Bekerja sama dengan Bupati Lumajang Torikul Haq dan Direktur Rehabilitasi dan Penguatan Fisik BNPB Ali Bernadus, MSc Penanggulangan Bencana membantu menemukan cara terbaik untuk mengantisipasi dan merespons bencana alam.
Indonesia merupakan negara yang banyak mengalami bencana alam, sehingga di satu sisi kita relatif lebih waspada ketika terjadi bencana alam. Penanggulangan bencana harus mempertimbangkan situasi sebelum terjadinya bencana, bukan hanya pada saat dan sesudahnya. Dengan cara ini, warga bisa ikut serta dalam pengendalian risiko," kata Arif.
Berita populer sekarang

Catatan untuk panduan, penjelasan rahim adalah…
Hal senada disampaikan Chak Torik, panggilan akrab Bupati Lumajang Torikul Haka. Pada titik ini, ia melihat warga memiliki kepribadian berbeda yang mempengaruhi manajemen dan pengendalian bencana.
“Misalnya ada warga yang sudah lama tinggal di suatu tempat. Oleh karena itu, kami tidak dapat segera memukimkan kembali penduduk. Ada warga yang tidak bisa dimukimkan kembali, tapi tidak mau," kata Torikul Haq.
"Itu harus dimasukkan ke dalam peta. Pindah benar-benar jalan keluar. Tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakatnya. Ada penduduk yang tidak bisa dimukimkan kembali. Misalnya karena usia atau penyakit. Memindahkan orang tidak semudah berbicara di forum. Kita perlu menggali perspektif dan bahasa ketika berhadapan dengan orang. Konflik seperti apa, bagaimana menyelesaikannya," kata Torikul Haq.
Dia mengakui tahun lalu bahwa dia membutuhkan rincian peringatan itu. Diyakini bahwa pengumuman sebelum bencana alam dapat mencegah banyak korban. Selain itu, warga bisa lebih cepat melarikan diri.