Investasi langsung, BPKH ingin sewa 4 hotel dekat Masjidilharam

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) telah mengambil kursus untuk menginvestasikan dana untuk Haji langsung di Arab Saudi. Mulailah dengan menyewa hotel selama lima tahun. Layanan transportasi dalam bentuk bus. Buat pusat pengolahan makanan, masak makanan untuk peziarah.
Hurria El-Islami, anggota Dewan Eksekutif BPKH, menjelaskan bahwa skenario yang disiapkan telah ditunda. Faktanya, Indonesia tidak mengirimkan jamaah haji pada tahun 2020 dan 2021. Ia berharap dengan pengelolaan BPKH yang baru, Rencana Investasi Langsung Di Arab Saudi masih bisa dilaksanakan.
"Untuk empat menara hotel, investasinya 100 juta real," katanya di sela-sela HUT Gaido Bank Syariah ke-28 di Jakarta (14/6). Menurutnya, harganya sangat kompetitif. Selain itu, salah satu menara hotel, yang awalnya dikontrak selama lima tahun, terletak hanya 700 meter dari Masjidil Haram. Dengan demikian, bisa juga digunakan untuk jamaah umrah.
Kemudian, untuk investasi Transportasi bus di Arab Saudi, biayanya juga 100 juta real. Investasi Langsung ketiga adalah pabrik makanan untuk menyediakan makanan bagi jamaah haji. Hurria mengatakan BPKH tidak terlalu besar dalam berinvestasi pada tahap awal. Tujuannya adalah untuk mengambil langkah pertama dan menunjukkan kepada publik bahwa investasi langsung dapat dilakukan dengan aman dan hati-hati.
Hurria mengatakan saat ini Dana Haji yang dikelola BPKH mencapai 160 triliun Rupee. Sebagian besar dana ini masih diinvestasikan di negara ini. Ia mengakui bahwa investasi BPKH akan beragam di masa depan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan nilai manajemen maksimum atau laba atas investasi. Tapi tetap dengan hati-hati.
Berita populer sekarang

Kenalan dengan aktris pendek Jepang Saori Hara, dikenal di Java
Pada peringatan 28 tahun Gaido Bank Syariah, kerja sama antara BPKH dan KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) juga diumumkan. Diantara kerjasama tersebut adalah terciptanya semacam payung untuk penempatan Bank Keuangan Rakyat (BNR) Syariah. Sehingga Sistem Syariah BPR yang ada di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan memperkuat ekosistem ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, CEO dan pendiri Gaido Group M. Hassan Gaido mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan sejumlah acara. Diantaranya adalah digitalisasi layanan. Kemudian juga mendorong adanya saham wakaf. Berkat program Wakaf, ia memiliki mimpi tentang kesejahteraan rakyat. "Saya berharap Wakaf saham yang dialihkan ke Mui dan Hidayatullah bisa tumbuh dan berkembang," jelasnya.