Bagi China, kunjungan Pelosi ke Taiwan adalah luka yang ditaburi garam.

Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan telah memperburuk ketegangan antara AS dan China. China sangat marah dan frustrasi. Menurut salah satu ekonom, posisi Pelosi telah merugikan China.
"Kami berada di jalur eskalasi konflik, dan ini pasti akan memperparah situasi. Itu bagus untuk politik lokal di Amerika Serikat dan Taiwan, tetapi buruk untuk kekuatan geostrategis yang memisahkan kedua negara," kata mantan ekonom Federal Reserve Stephen Roach kepada CNBC Street Signs Asia, Rabu.
Pelosi bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen selama kunjungan yang sangat kontroversial yang membuat marah China. Menurut Roach, kondisi ini akan merusak hubungan ketiga negara.
"Kepemimpinan AS dan China dalam penyelesaian konflik ini dikompromikan. Ini pada dasarnya seperti menuangkan garam pada luka terbuka China,” tambah Roach, yang sebelumnya menjabat sebagai ketua Morgan Stanley Asia.
Roach mengatakan bahwa dalam konteks hubungan yang memburuk, konsekuensinya akan lebih serius dan sulit diselesaikan. Pelosi adalah perwakilan resmi Amerika Serikat yang akan mengunjungi Taiwan setelah 25 tahun. Dalam kerangka ini, AS mengakui Beijing sebagai satu-satunya pemerintah resmi China, meskipun Washington juga mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan.
Berita populer sekarang

TNI AL hentikan penyelundupan 9 calon FMI ilegal ke Malaysia
Cina memiliki ultimatum
China memperingatkan Pelosi agar tidak mengunjungi Taiwan, sebuah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing. Menjelang kedatangan Pelosi di Taiwan, militer China melakukan latihan tempur, menerbangkan jet tempur ke Selat Taiwan dan mengumumkan latihan militer baru.
Terlepas dari kejengkelan China, profesor ilmu politik Universitas Nasional Singapura Ja Yang Chong mengatakan Beijing tidak akan melakukan sesuatu yang sembrono.
"Saya tidak berpikir Beijing ingin krisis lepas kendali. Mereka ingin mengirim pesan yang kuat, tetapi saya tidak berpikir mereka melakukan sesuatu yang sangat tidak masuk akal," katanya kepada Squawk Box Asia CNBC.